1. Introduksi

2. Augmentasi

3. Konservasi

1. Parasitoid

2. Predator

Pengendalian hayati pertama kali dilakukan tahun 1200 oleh orang-orang Cina dengan mempergunakan semut predator.

Pada tahun 1706 parasitoid pertama kali ditemukan dan diidentifikasi dengan benar oleh Vallisnieri.

Di Eropa pada tahun 1776, predator (Picromerus bidens) pertama kali digunakan untuk mengendalikan kutu busuk (bedbug).

Pada tahun 1873 Riley mengintroduksi tungau predator, Tyroglyphus phylloxerae dari Amerika Utara masuk Prancis untuk mengendalikan hama anggur, Phylloxera vitifolia (Fitch).

Pada tahun 1868 dengan adanya introduksi kumbang vedelia, R. cardinalis ke California untuk mengendalikan kutu bersisik, cottony cushion scale (I. purchase).

Pada tahun 1892, Koebele memasukkan kumbang predator, Cryptolaemus montrouzieri (Mulsant) untuk mengendalikan mealybug, Planococcus spp. C. montrouzieri

Pada tahun 1900 perkembangan pengendalian hayati maju pesat. Pada tahun 1901, kutu hitam dikendalikan oleh parasitoid,tahun 1903 masuk ke Australia. Pada tahun 1904, Ephiates caudatus (Ratzeburg) diintrodusikan ke California dari Spanyol untuk mengendalikan ngengat Laspeyresia pomonella. Van der Goot tahun 1920 pernah mengintroduksi ke Indonesia kumbang koksi(Cryptolaemus montrouzieri).tahun 1928 kumbang predator tersebut diintroduksikan ke berbagai pulau di Indonesia, seperti Sulawesi dan Sumaterapada tahun 1925 sudah dilakukan pengendalian hayati terhadap Sexava

Faktor terpaut kerapatan yang timbal balik ini adalah musuh alami (parasitoid, predator, patogen), herbivora, dan crowding

Faktor terpaut kerapatan (density dependent factor) yang tidak timbal balik adalah makanan, ruang, dan teritorial, yang terbatas yang saling berkompetisi dalam memperebutkannya.

Faktor bebas kerapatan yang bersifat fisik adalah suhu, kelembaban, angin, pH tanah, dan expousure, sedangkan yang bersifat biotik adalah kesesuaian inang, dan kualitas makanan.

Periode prakopulasi adalah waktu sejak imago parasitoid terbentuk atau keluar dari tubuh inang hingga berkopulasi.

Periode praoviposisi adalah waktu sebelum serangga betina meletakkan telurnya.

Bagi parasitoid synovigenic yang tidak mendapatkan pakan atauinangnya langka, maka parasitoid ini tidak akan meletakkan telurnya melainkan melakukan penyerapan telur (ovisorption).

seleksi inang yang dilakukan oleh parasitoid terbagi tiga tahap, yaitu:

seleksi inang yang umum untuk serangga ialah