Pulmonary Tuberculosis

Pulmonary tuberculosis, caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis, is a respiratory infection that primarily affects the lungs. This mind map aims to visually organize key information about pulmonary TB, providing a comprehensive overview for healthcare professionals, students, and individuals interested in understanding the causes, symptoms, diagnosis, and treatment of this infectious disease.

Edited at 2023-04-05 05:07:52

rini

Recent works View more works>>

Pulmonary Tuberculosis
Pulmonary tuberculosis, caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis, is a respiratory infection that primarily affects the lungs. This mind map aims to visually organize key information about pulmonary TB, providing a comprehensive overview for healthcare professionals, students, and individuals interested in understanding the causes, symptoms, diagnosis, and treatment of this infectious disease.

Pulmonary Tuberculosis

rini

Recent works View more works>>

Pulmonary Tuberculosis
Pulmonary tuberculosis, caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis, is a respiratory infection that primarily affects the lungs. This mind map aims to visually organize key information about pulmonary TB, providing a comprehensive overview for healthcare professionals, students, and individuals interested in understanding the causes, symptoms, diagnosis, and treatment of this infectious disease.

Recommended to you
Outline

Duplicate
general surgery
- 836
- 3
- 1
- 0
Oliveettom
Duplicate
chronic asthma
- 1.1k
- 8
- 5
- 0
Oliveettom
Duplicate
denture
- 881
- 3
- 4
- 2
Oliveettom
Duplicate
congestive heart failure
- 935
- 4
- 3
- 0
Oliveettom
Duplicate
Hepatitis
- 982
- 4
- 4
- 0
Oliveettom
Duplicate
nursing management for dextroa
- 330
- 4
- 3
- 1
Oliveettom
Duplicate
development of a virtual platform
- 232
- 0
- 2
- 1
Roy Mustang
Duplicate
autonomic nervous system
- 905
- 10
- 7
- 0
Roy Mustang
Duplicate
Systems of Human Body
- 470
- 3
- 10
- 2
Roy Mustang
Duplicate
Fruit for Patient
- 225
- 4
- 2
- 0
MMkbtXpa

Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi

Tuberkulosis Paru(TBC)

Definisi

Penyakit infeksius yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Epidemiologi

Berdasarkan Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan

Manifestasi Klinis

•Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk yang dialami dapat disertai dengan dahak bercampur darah,

•Batuk darah,

•Sesak napas,

•Badan lemas,

•Nafsu makan menurun,

•Berat bedan menurun,

•Malaise dan berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik,dan demam lebih dari satu bulan

Faktor Risiko

Orang dengan imun yang turun

Usia di atas 35 tahun

Tinggal satu rumah dengan penderita TBC aktif

Prilaku buang dahak sembarangan

Kebiasaan merokok

Rumah dengan pencahayaan dan ventilasi yang minim

Lingkungan padat penduduk

Patofisiologi

Pemeriksaan Penunjang

Tes Mantoux

Tes mantoux tuberculin skin atau disebut juga tes kulit, menjadi pemeriksaan medis yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi adanya tuberkulosis.Pemeriksaan TBC ini dilakukan dengan memasukkan cairan tuberkulin pada bagian bawah lengan melalui suntikan.

Rontgen Thoraks Paru

Pemeriksaan IGRA

The Interferon Gamma Release Assays atau IGRA adalah bentuk pemeriksaan TBC yang dilakukan dengan mengambil sampel darah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan guna mengetahui bagaimana imunitas tubuh memberikan respons terhadap bakteri yang menjadi penyebab tuberkulosis.

Pemeriksaan Sputum Smear Microscopy

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan dahak untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan dengan nama Sputum Smear Microscopy ini mungkin lebih dikenal dengan pemeriksaan BTA atau tes dahak.

Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Manajemen Jalan Napas

Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing)

Monitor sputum (jumlah, warna)

Monitor kemampuan batuk efektif

Posisikan semi-Fowler atau Fowler

Berikan minum hangat

Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik, jika perlu

Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid, jika perlu

Manajemen Isolasi

Lakukan skrining pasien isolasi (batuk> 2 minggu, suhu >37°C, riwayat perjalanan dari daerah endemik)

Tempatkan satu pasien untuk satu kamar

Lakukan kebersihan tangan

Pasang alat proteksi diri

Minimalkan kontak dengan pasien

Batasi pengunjung

Pastikan kamar pasien selalu bertekanan negatif

Ajarkan etika batuk

Kolaborasi OAT (isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol)

Gangguan Pertukaran Gas

Pemantauan Respirasi

Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

Monitor pola napas (bradipnea, takipnea, hiperventilasi)

Auskultasi bunyi napas

Monitor saturasi oksigen

Monitor nilai AGD

Monitor hasil x-ray toraks

Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Terapi Oksigen

Monitor kecepatan aliran oksigen

Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, AGD)

Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu

Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen

Berikan oksigen tambahan, jika perlu

Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi

Gunakan perangkat oksigen yang sesuai

Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian oksigen

Kolaborasi penentuan dosis oksigen

Pengelolaan pengembangan paru (WSD)

Undulasi

Pengeluaran cairan

Monitor pengembangan paru

Jelaskan tujuan WSD

Ajarkan perawatan WSD

Kolaborasi kondisi WSD

Defisit Nutrisi

Manajemen Nutrisi

Identifikasi status nutrisi

Monitor intake dan output makanan

Monitor anoreksia, nausea dan muntah

Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

Sediakan periode istirahat yang cukup

Jelaskan pentingnya nutrisi selama pengobatan TB

Anjurkan makan sedikit tapi sering

Kolaborasi pemberian antiemetik sebelum makan, jika perlu

Kolaborasi pemberian antipiretik, jika demam

Kolaborasi ahli gizi untuk penentuan kebutuhan jumlah dan jenis kalori

Manajemen Kesehatan Tidak Efektif

Edukasi Kesehatan