Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Ruang lingkup Pembelajaran sosial dan emosional
Kegiatan rutin
pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik.
kegiatan membaca bersama,
Terintegrasi dalam pembelajaran
strategi pembelajaran atau diintegrasikan dalam kurikulum.
melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran
kerja kelompok untuk memecahkan masalah,
Protokol
budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu.
menjaga ketenangan di ruang perpustakan,
berdoa di mushola sekolah dengan khidmat,
kompetensi sosial dan emosional
Keterampilan dalam hubungan
Membuat keputusan yang bertanggung jawab
Teknik STOP Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kesadaran penuh diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15)
Stop/ Berhenti.
Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan
Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam.
Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar
Observe/ Amati.
Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan
Proceed/ Lanjutkan.
Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.
Tujuan dari Pembelajaran sosial dan emosional
memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
menetapkan dan mencapai tujuan positif
merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta
membuat keputusan yang bertanggung jawab
koneksi modul 2.1. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
merespon kebutuhan belajar murid
Manajemen kelas yang efektif
3 aspek kebutuhan belajar murid : Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, Profil belajar murid.
koneksi modul 1.4. Budaya Positif
Urgensi Budaya Positif di Sekolah : Peran sekolah sebagai institusi pembentukan karakter menjadi salah satunya di tempuh dengan pembelajaran sosial emosional
pendidikan karakter juga bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menumbuhkan moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat. (pendidikan sosial)
budaya sekolah sebagai berbagai tradisi dan kebiasaan keseharian yang dibangun dalam jangka waktu yang lama oleh guru, murid, orang tua, dan staf administrasi yang bekerjasama dalam menghadapi berbagai krisis dan pencapaian. pengelolaan emosi dan sosial di lingkugan sekolah
Posisi kontrol guru sebagai coach dapat mewujudkan budaya positif di sekolah dalam pembelajaran sosial emosional.
koneksi modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. dengan segala kodrat yang dibawa anak secara sadar secara sosial dan pengendalian emosional.
BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) adalah proses tahapan yang digunakan sebagai penerapan pembelajaran sosial emosional.
pembelajaran sosial emosional adalah salah satu upaya/strategi yang dilakukan mewujudkan Visi Mengelola Perubahan yang Positif
koneksi modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak
Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; Mandiri; Bergotong-royong; Berkebinekaan global;
Bernalar kritis; Kreatif.
Peran guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran dan dan mewujudkn kepemimpinan murid di lakukan dengan kesadaran penuh (Mindfulness)
Nilai Guru Penggerak : Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid. Khusus Nilai berpihak pada murid adalah kondisi yang diharapkan pada pembelajaran sosial emosional guna mewujudkan merdeka belajar.
koneksi modul 1.1. Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu
Dengan penuh kesadaran penuh meninternalisasikan semboyan Ki Hajar Dewan tara "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani"
pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman